SAMARINDA – Di tengah hiruk pikuk pembangunan dan sorotan terhadap dunia pendidikan formal, ada sekelompok pendidik yang nyaris tak terdengar suaranya: para guru Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA). Mereka mengajarkan nilai-nilai moral dan akhlak kepada generasi muda sejak dini, namun nasib mereka justru luput dari perhatian kebijakan daerah.
Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, La Ode Nasir, angkat bicara soal ini. Ia menilai guru TPA seharusnya mendapat tempat khusus dalam peta pembangunan SDM di Kalimantan Timur, bukan terus dibiarkan berjuang sendirian dengan honor tak layak.
“Para guru TPA bekerja dalam diam, tapi hasil dari pengajaran mereka menentukan masa depan karakter anakanak kita. Mereka bukan sekadar mengajarkan huruf Arab, mereka membentuk karakter anak bangsa,” kata La Ode.
Menurutnya, banyak guru TPA yang tetap mengajar dengan penuh keikhlasan meski tak menerima gaji tetap. Sebagian hanya bergantung pada sumbangan sukarela dari masyarakat. Di sisi lain, peran mereka sangat vital dalam membangun fondasi moral di tengah tantangan zaman.
Jika pemerintah serius ingin mencetak generasi religius dan berakhlak mulia, La Ode menekankan bahwa perhatian pertama harus ditujukan kepada para pendidik agama. Tanpa itu, pembangunan karakter bangsa akan timpang.
“Kita sering bicara soal karakter, soal moral, tapi lupa pada siapa yang mengajarkannya. Guru TPA ini adalah pondasi peradaban, dan sudah saatnya mereka mendapat perlindungan yang nyata, bukan sekadar terima kasih di acara seremonial,” tegasnya.
La Ode mendorong agar pemerintah daerah mulai menyusun strategi konkret untuk menjamin kesejahteraan guru TPA. Ia menyarankan alokasi dana khusus dari APBD atau skema hibah pendidikan keagamaan, agar eksistensi mereka diakui secara struktural dan berkelanjutan.
“Kalau guru sekolah umum bisa mendapatkan tunjangan, kenapa guru TPA tidak? Mereka juga pendidik, bahkan mengajarkan hal paling mendasar dalam hidup: nilai moral dan agama,” tambahnya.
Ia berharap Pemprov Kaltim segera memulai langkah serius, dimulai dari pendataan menyeluruh hingga pemberian insentif tetap. Baginya, kepastian masa depan guru TPA adalah investasi jangka panjang untuk membentuk masyarakat beradab. (adv/dprd kaltim)
