BALIKPAPAN – Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Majelis Ulama Indonesia Wilayah V Kalimantan digelar di Asrama Haji Batakan, Balikpapan pada 21 September 2023. Acara ini dibuka oleh Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi, dan dihadiri oleh sekitar 200 peserta dari berbagai daerah di Kalimantan.
Ketua Panitia Rakorda, Dr. Abu Bakar Madani, dalam sambutannya pada sesi pembukaan berharap agar Rakorda MUI Wilayah V Kalimantan 2023 dapat menghasilkan kerja sama kolaboratif dengan rekomendasi yang dapat dilaksanakan dengan baik dan strategis. Peserta dari empat propinsi di Kalimantan, yaitu Kalteng, Kalbar, Kaltara, dan Kalsel telah hadir di Kaltim untuk mengikuti Rakor.
Sementara itu, Ketua Umum MUI Kaltim, KH Muhammad Rasyid, menyatakan bahwa kehadiran IKN merupakan anugerah besar bagi Kalimantan Timur. IKN telah terbukti memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan di Kaltim. Meskipun begitu, di Kaltim sering terdengar diskusi mengenai pengembangan SDM menghadapi kehadiran IKN. Harapannya, masyarakat lokal dapat memiliki daya saing yang tinggi meskipun masih terdapat tantangan dalam hal literasi.
“Pertanyaan mendasar muncul, mengapa serapan tenaga kerja justru banyak berasal dari daerah luar? Hal ini dapat disebabkan oleh rendahnya etos kerja atau daya saing masyarakat lokal. Rakorda MUI ini diharapkan dapat merumuskan solusi yang dapat diimplementasikan ke depan dan dievaluasi dalam kegiatan-kegiatan berikutnya,” jelasnya.
Dr. Lukmanul Hakim dari MUI Pusat menegaskan bahwa MUI tidak hanya responsif terhadap kehadiran IKN dengan segala potensi positif dan negatifnya, tetapi juga proaktif dalam membentuk arah perkembangan peradaban dengan kehadiran IKN. Dia mengingatkan orang Islam di Kalimantan untuk tetap mempertahankan identitas keagamaannya di tengah pesatnya kemajuan teknologi informasi digital.
“Harus menekankan pentingnya membangun budaya yang kuat untuk menghadapi tantangan zaman,” sebutnya. Dia juga mengutarakan kekhawatiran terkait potensi disorientasi agama akibat pembangunan seperti IKN.
“Rakorda ini diharapkan mampu memanfaatkan momentum dengan melahirkan konsep strategis beserta langkah-langkah konkritnya. Semua pihak berharap kehadiran IKN tidak akan mengaburkan identitas religius dan budaya lokal yang merupakan bagian integral dari masyarakat Kalimantan,” terang Lukman.(her/nk)