TANJUNG REDEB – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Berau menggelar konferensi untuk mendengarkan laporan pertanggungjawaban pengurus lama sekaligus memilih ketua yang baru. Kegiatan yang berlangsung di Hotel Grand Parama, Tanjung Redeb pada Minggu (5/5) malam lalu, dibuka secara resmi oleh Ketua PWI Kaltim Abdurrahman Amin.
Dalam sambutannya, Rahman, sapaan Abdurrahman Amin kembali memamparkan program prioritas PWI Kaltim yang akan dilaksanakan selama periode kepemimpinannya. Rahman yang baru terpilih pada Konferensi Provinsi (Konferprov) di Samarinda pada 27 April 2024 lalu menyatakan bahwa program prioritas tersebut adalah mewujudkan hadirnya wartawan spesialis di Kaltim.
“Kalau dokter ada dokter spesialis, maka wartawan juga ada wartawan spesialis. Kita tahu kalau dokter spesialis itu sangat dicari-cari dan memiliki tingkat kesejahteraan yang baik. Maka wartawan yang sudah spesialis pun harus memiliki kemampuan dan kesejahteraan yang juga baik,” kata Rahman.
Rahman menambahkan, untuk mewujudkan hadirnya wartawan spesialis di Kaltim, pihaknya akan segera membentuk Lembaga Litbang PWI Kaltim. Lembaga ini bersifat semi otonom yang berada di bawah tanggung jawab PWI Kaltim. Lembaga yang nantinya fokus untuk menjalankan program wartawan spesialis tersebut.
“Kami akan mengelompokkan wartawan sesuai passion dan minatnya. Wartawan yang kegemarannya di hukum, akan kita fasilitas untuk mendalami ilmu hukum. Begitu juga jenis bidang lainnya, seperti bidang politik, olahraga dan kebudayaan,” kata Rahman.
Dalam konferensi ini, Yudhi Perdana kembali dipercaya memimpin PWI Berau untuk tiga tahun ke depan. Sebelumnya, Yudhi yang juga Pemimpin Redaksi (Pemred) surat kabar harian Berau Post ini juga mempin organisasi tersebut di periode sebelumnya (2021-2024). Untuk diketahui, masa periodesasi PWI di tingkat kabupaten/kota dibatasi hanya 3 tahun. Sedangkan periodesasi PWI di tingkat provinsi hingga lima tahun.
Kepada Yudhi, Rahman berharap agar semua wartawan khususnya yang beraktivitas di Kabupaten Berau dapat bernaung di sebuah organisasi profesi, khususnya PWI. Kata Rahman, jangan sampai ada wartawan di Berau yang tidak tergabung di organisasi. Karena organisasi itu penting sebagai wadah untuk terus meningkatkan kapasitas wartawan maupun sebagai bentuk perlindungan jika sewaktu-waktu terjadi masalah atau perselisihan yang dialami oleh wartawan di lapangan.
“Pengurus PWI di kabupaten/kota yang harus pro aktif. Menjemput bola. Memastikan wartawan di lapangan sudah bernaung di organisasi profesi,” katanya. (*)