MUARA WAHAU — Di tengah rimbun perkebunan sawit milik PT Dharma Satya Nusantara (DSN), Muara Wahau, Kutai Timur, program nasional Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA) resmi diluncurkan. Sebuah inisiatif yang menyentuh langsung kebutuhan pengasuhan anak, terutama bagi para ibu pekerja.
Anggota DPRD Kaltim, Sulasih, hadir dalam peluncuran tersebut. Ia menyampaikan dukungan penuh terhadap program yang digagas Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) bersama BKKBN RI. Kehadirannya bukan hanya seremonial, tapi sekaligus menjadi simbol komitmen wakil rakyat terhadap penguatan peran keluarga di lingkungan kerja.
“Saya secara pribadi maupun sebagai Anggota DPRD Kaltim, sangat mensuport sekali kegiatan tersebut. Karena apa, dengan adanya TAMASYA ini, kita bisa memberdayakan ibu-ibu yang bekerja, bagaimana tetap menjadikan keluarganya keluarga sejahtera,” kata Sulasih.
Program TAMASYA sendiri dirancang dengan pendekatan yang menyeluruh. Empat layanan unggulan disiapkan sebagai pilar utama. Peningkatan kompetensi pengasuh TPA, pemantauan berkala tumbuh kembang anak, pelibatan orang tua dalam proses pengasuhan, serta penyediaan layanan rujukan untuk kebutuhan khusus anak-anak.
Namun, keberlanjutan program ini tidak bisa berdiri sendiri. Keterlibatan masyarakat dan tokoh lokal menjadi kunci. Pemerintah daerah pun diimbau untuk memberi dukungan lebih lanjut. Melalui kebijakan yang berpihak, alokasi anggaran yang memadai, serta komitmen yang konsisten.
TAMASYA bukan hanya proyek pusat. Ia harus menjadi gerakan bersama. Sebuah usaha kolektif untuk memastikan anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung potensi mereka. Kini, dengan TAMASYA hadir di Kaltim, harapan akan tumbuhnya generasi sehat dan kuat bukan lagi wacana. Di tengah hamparan sawit, suara masa depan mulai terdengar. (adv/dprd kaltim)
