KUTAI KARTANEGARA. Anggota DPRD Kaltim dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Rusman Ya’qub menegaskan pentingnya masyarakat mengetahui 3 hal dalam mengelola dan memenuhi konsep ketahanan keluarga.
Diantara 3 hal yang dimaksud itu adalah pertama, kemampuan secara ekonomi. Suatu keluarga akan dianggap kuat jika memiliki perekenomian yang cukup dan memadai.
“Kalau dapur bisa ngepul dua kali sehari, berarti suatu keluarga mampu menghidupi kelaurganya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya kewajiban ekonomi harus terpenuhi,” ujar Rusman
Kemudian selanjutnya kedua, sebuah keluarga harus memiliki kesehatan fisik jasmani dan rohani. Sehingga sebuah keluarga bisa menjalankan kehidupan secara produktif dan sehat karena ditopang kondisi fisik yang terjaga dan memiliki tingkat spritial yabg memadai.
Sementara ketiga, adalah kemampuan pendidikan. Sebuah keluarga akan dianggap memiliki ketahanan jika anak-anaknya dan keluarganya terpenuhi kebutuhan pendidikannya.
“Mampu menyekolahkan anak, sehingga tidak terbelakang secara ilmu pengetahuan, dan akan menopang hidup dalam keluarga yang harmonis,” sebut anggota Komisi IV DPRD Kaltim ini.
Pemaparan ketahanan keluarga tersebut disampaikan Rusman Ya’qub dalam acara Sosialisasi Peraturan Daerah (Sosperda) nomor 2 tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga di Desa Bakungan, Loa Janan Ulu, Kutai Kartanegara, Sabtu 15 April 2023.
Lebih jauh, Rusman yang juga merupakan Ketua Banpemperda DPRD Kaltim itu mengingatkan kepada masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut, agar waspada dan menjaga betul keluarganya.
Apalagi menurut Rusman, dengan era digital yang semakin maju, banyak perubahan terjadi dalam interaksi sebuah keluarga. Bahkan menurutnya ada kencenderungan dimana anak sudah melupakan budaya postif yang biasa ditanamkan oleh leluarga untuk saling menghormati satu sama lain dalam keluarga.
“Bapak ibu, saya minta waspada dengan semakin majunya teknologi informasi saat ini. Tidak sedikit keluarga dimana anaknya sudah tidak menghargai nasehat orangtuanya. Anak lebih cenderung asyik mendengarkan apa yang ada di HP nya, daripada mendengarkan nasehat ibu bapaknya, sehingga ini sangat berbahaya dalam upaya menjaga ketahanan keluarga kita,” jelasnya.
Hadir bersama Rusman dalam kegiatan Sosperda tersebut, yakni akademisi Universitas Mulawarman (Unmul) dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Unis Sagena. Ia memaparkan tentang kecenderungan generasi muda saat ini yang menginginkan sesuatu secara instan, tanpa melalui proses yang benar-benar dapat memberikan hal-hal positif dan produktif dalam membina hubungan keluarga. (rz/nk/adv)