Membangun Literasi: Tantangan dan Kolaborasi di Penajam Paser Utara

PENAJAM PASER UTARA – Sinergi dan kolaborasi antara pegiat literasi, duta literasi, dan bunda literasi daerah telah menjadi praktik terbaik dalam menjalankan program literasi yang efektif. Kehadiran mereka mencerminkan kesadaran akan kompleksitas tugas menumbuhkan minat baca dan literasi, terutama di daerah. Profesor Indrayani dari Universitas Balikpapan menyoroti pentingnya peran pionir dalam menggerakkan literasi, terutama di Kabupaten Penajam Paser Utara.

Meskipun Kabupaten Penajam Paser Utara menempati urutan kedua terendah dalam capaian indeks literasi di Provinsi Kalimantan Timur, Indrayani mengajak untuk melihat kekurangan tersebut sebagai tantangan bersama. Menurutnya, kurangnya pertumbuhan literasi bukanlah karena anak-anak tidak mau membaca, melainkan dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

“Tugas bunda literasi bukan hanya membangun perpustakaan atau sudut baca masyarakat, tetapi juga terlibat dalam pembangunan edukasi di lingkungan informal. Penting untuk tidak memberikan gadget ketika anak menangis,” ungkap Indrayani.

Dalam upaya meningkatkan literasi, ia menyarankan agar para ibu yang mungkin tidak memiliki akses pendidikan formal dapat mengikuti kelas kreativitas sebagai bagian dari transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.

Acara peresmian perpustakaan umum daerah di Penajam Paser Utara juga menjadi momentum penting. Pj Bupati, bersama dengan Kepala Perpusnas, secara resmi mengukuhkan Linda Roumauli Siregar sebagai Bunda Literasi Kabupaten Penajam Paser Utara periode 2023-2025. Selain itu, penyerahan sertifikat bagi beberapa perpustakaan desa dan piagam penghargaan sumbang buku untuk tujuh SKPD Kabupaten Penajam Paser Utara menjadi langkah nyata dalam mendukung literasi di wilayah tersebut. (nk/adv/dpk kaltim)

POPULER
Search