TENGGARONG – Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) menggelar aksi sebagai bentuk peringatan Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober lalu. Aksi bertajuk Pelajar untuk Iklim serentak itu, dilangsungkan di 100 titik wilayah di Indonesia.
Aksi yang bertepatan dengan momentum semarak demokrasi 2024 tersebut bertujuan untuk mengusung seorang pemimpin negara yang mampu mencanangkan dan mengimplementasikan kebijakan pro iklim.
“Melalui aksi ini, kami berharap agar pemilu kali ini menciptakan pemimpin yang peduli terhadap iklim dan pelajar. Kami mengajak pelajar untuk memilih dengan bijak, mempertimbangkan kebijakan pro lingkungan dan pro pelajar dalam memilih pemimpin,” jelas Ketua Bidang Pimpinan Pusat IPM Lingkungan Hidup, Okta Arianti.
Aksi turut dimeriahkan Pimpinan Daerah IPM Kutai Kartanegara (Kukar), bertempat di Kantor Bupati Kutai Kartanegara dan di acara Car Free Day Kota Tenggarong, Kalimantan Timur.
Aksi yang berlangsung sejak 28 hingga 29 Oktober tersebut mengusung tema Pelajar Pro Iklim, Pelajar Pro Palestina. Aksi ini bertepatan pula dengan tragedi bombardir negara Palestina oleh Israel. Karenanya, aksi kemanusiaan turut membersamai aksi lingkungan.
Untuk aksi kemanusiaan, mereka menjual 76 bibit pohon dengan harga minimal Rp. 1.000,00. Kemudian, hasil penjualan akan disalurkan ke negara Pelestina melalui Badan Amil Zakat (Baznas) Provinsi Kalimantan Timur.
Sama halnya dengan tujuan aksi yang disampaikan oleh Ketua Bidang PP IPM Lingkungan Hidup. Muhammad Bukhory Syawal Syahputra, selaku Pimpinan Daerah IPM Kukar turut memaparkan peran IPM dalam proses pengendalian perubahan iklim dunia dengan mendukung pemimpin yang punya kebijakan pro iklim.
“Secara umum dapat kita ketahui saat ini iklim terus berubah ke arah yang lebih buruk akibat perusakan lingkungan dan itu juga terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara, kita sering menjumpai tambang ilegal di sepanjang jalan Loa Kulu, kegiatan ini sekaligus bentuk dukungan IPM terhadap pemimpin yang pro iklim,” paparnya.
Pria dengan sapaan Bukhory ini kembali menegaskan bahwa pemimpin yang pro iklim adalah hal penting yang harus disuarakan bersama.
“Sebagai orang yang memiliki wewenang lebih untuk memutus mata rantai oknum perusak lingkungan, sehingga inilah yang membuat pelajar mendorong pemimpin pro iklim,” tegasnya.
Muhammadiyah sendiri khususnya Ikatan Pelajar Muhammadiyah menetapkan pergerakan di bidang lingkungan hidup karena sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah, bahwasannya manusia adalah seorang Khalifah di muka bumi yang memiliki tugas memelihara bumi dan menjaga lingkungan.
“Tentu ini menjadi tujuan Muhammadiyah dengan menciptakan umat Islam yang sebanar-benarnya yang sesuai dengan Al-Quran, bahwa manusia adalah pemimpin di muka bumi yang dimana kita ketahui di muka bumi bukan hanya manusia tapi juga alam dan ini juga sesuai dengan Islam Rahmatan Lilalamin,” tutupnya. (dinda/nk)