SAMARINDA – Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang diselenggarakan baru-baru ini, Panitia Khusus (Pansus) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) dan Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kota Samarinda, pada Rabu (24/4/24), mengungkapkan penurunan signifikan dalam angka kemiskinan ekstrem di Samarinda.
Menurut data yang dipresentasikan, tingkat kemiskinan ekstrem yang sebelumnya mencapai 9.032 jiwa, kini hanya tersisa 0,02 persen.
Meski terjadi penurunan yang membanggakan, Anggota Pansus, Deni Hakim Anwar, memperingatkan agar pemerintah tidak berpuas diri. Ia menekankan pentingnya memiliki data yang akurat untuk pengambilan kebijakan yang efektif.
Deni, yang juga politikus dari Partai Gerindra, mengapresiasi langkah-langkah yang telah diambil oleh Pemerintah Kota Samarinda dalam mengentaskan kemiskinan ekstrem, seperti program orang tua asuh, beasiswa, pendirian warung kelompok bersama (kube), dan distribusi bantuan sembako.
Namun, Deni menegaskan bahwa fokus pemerintah tidak hanya boleh pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada pembangunan kesejahteraan manusia. Ia menyarankan agar pendataan terkait penanganan kemiskinan dilaksanakan dengan verifikasi dan validasi yang ketat untuk memastikan bahwa program pengentasan kemiskinan dapat tepat sasaran dan efektif.
Dalam rapat tersebut, Deni juga menyampaikan harapannya bahwa “pada tahun 2024, angka kemiskinan ekstrem di Samarinda dapat tereduksi menjadi nol, sehingga menuntut peningkatan kualitas data dan strategi yang lebih terintegrasi dari pemerintah daerah dalam melanjutkan upaya-upaya pengentasan kemiskinan,” tutupnya. (adv/yud/dprd samarinda)