BARONG TONGKOK. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Timur bertandang ke Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kutai Barat (Kubar) di kantornya di Barong Tongkok, Ahad, 18 Maret 2023.
Dalam rangka silaturrahim dan konsolidasi organisasi, PWNU Kaltim yang dipimpin ketuanya, Fauzi A Bahtar bersama sekretaris Abubakar Madani juga nampak hadir sejumlah pengurus wilayah diantaranya wakil ketua Tanfidz, Suparman; Ketua LTN yang juga sekretaris PW Ansor Kaltim, Herman A Hasan; Bendahara LPNU, Apri Gunawan dan anggota LPNU, Indra Semi.
Sementara dari pihak PCNU Kubar tampak hadir di acara konsolidasi diantaranya, Rois Syuriah KH Ahmad Asrori yang juga Ketua MUI Kubar; Wakil Rois Syuriah, Khusaiful; Kepala Kementerian Agama Kubar, H.M Syahrir; Ketua PCNU Kubar, Harun Miftahul Arif dan Sekretaris Khairul Anam. Sementara dari kalangan lembaga dan badan otonom hadir Muslimat NU, GP Ansor, Fatayat, IPNU dan IPPNU dan juga sejumlah politisi kader NU dari berbagai partai politik.
Ketua PCNU Kubar, Harun Miftahul Arif mengungkapkan rasa senangnya karena kehadiran rombongan PWNU dalam kegiatan yang dirangkai dengan acara ‘magengan’, yakni syukuran menyambut bulan suci Ramadan 2023.
“Kami sangat merasa bahagia karena kedatangan Ketua PWNU Kaltim beserta rombongan. Tentu kehadiran rombongan PWNU bisa menambah spirit dan pecerahan kepada PCNU Kubar dalam mengelola organisasi menjadi lebih baik,” harapnya.
Sementara dalam pengarahan oleh Ketua PWNU HM. Fauzi A Bahtar yang disampaikan Sekretaris PWNU, Abubakar Madani menyebutkan pentingnya komunikasi intensif antar pengurus. Termasuk dengan Lembaga dan Badan Otonom. Ia juga menghimbau agar segera membentuk lembaga dengan memprioritaskan lembaga-lembaga yang sangat dibutuhkan PCNU Kubar saat ini. Hal itu diperuntukkan untuk menggerakkan organisasi dengan program yang terjangkau dan terlaksana dengan baik.
“Segera bentuk Lembaga di PCNU agar roda organisasi bisa lebih maksimal dan menyentuh langsung kepada masyarakat,” pintanya.
Lebih lanjut, Abubakar menegaskan agar tidak perlu membuat program kerja yang muluk-muluk namun tidak bisa dilaksanakan dengan baik. “Yang penting di antara pengurus, banom dan lembaga mau berkomunikasi dan saling mendukung satu sama lainnya untuk menjalankan NU di Kutai Barat,” tutupnya. (nk)