SAMARINDA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Samarinda melaksanakan simulasi pemungutan dan perhitungan suara untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Samarinda 2024, yang kali ini hanya diikuti oleh satu pasangan calon (paslon). Simulasi yang digelar bertujuan untuk memastikan kesiapan petugas dalam mengelola tahapan pemungutan suara, serta memperkuat pemahaman mereka mengenai prosedur yang harus dijalankan.
Komisioner KPU Samarinda, Arif Rakhman menjelaskan, simulasi ini sangat penting, mengingat perbedaan Pilkada tahun ini dibandingkan dengan Pilkada sebelumnya.
“Simulasi ini penting, mengingat Pilkada Samarinda tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Melalui simulasi ini kita memperkuat peran dan pengetahuan KPPS, pengawas TPS, dan saksi,” ungkapnya.
Dirinya juga menekankan, simulasi ini bertujuan untuk memperkuat peran pemantau pemilu.
“Simulasi ini juga bertujuan memperkuat peran pemantau pemilu, selain peran KPPS, pengawas, dan para saksi,” tambahnya.
Tugas pemantau Pilkada, menurutnya, adalah memantau pelaksanaan tahapan Pilkada di TPS, termasuk prosedur pemungutan suara dan hasil rekapitulasi suara. Pemantau juga diharapkan untuk mencatat adanya dugaan kecurangan, seperti politik uang dan intimidasi kepada pemilih.
Ia melanjutkan dengan menjelaskan secara rinci pembagian tugas di masing-masing posisi KPPS. “KPPS 4 dan 5 berada di depan, kemudian KPPS 1, 2, dan 3 melakukan pencatatan terhadap nama-nama di surat suara, yang nantinya melakukan pemanggilan pemilih,” jelasnya.
Arif menjelaskan, KPPS 6 bertugas mengarahkan pemilih untuk memasukkan surat suara pada tempatnya sesuai dengan pemilihan gubernur dan wali kota. Sementara itu, KPPS 7 memastikan pemilih mencelupkan jarinya ke dalam tinta sebagai bukti bahwa mereka telah menggunakan hak pilihnya.
Simulasi ini diharapkan dapat memastikan seluruh tahapan Pilkada Samarinda 2024 berjalan lancar, dengan memperhatikan seluruh prosedur yang berlaku demi terciptanya pemilu yang bersih dan transparan. (yud/adv/kpu samarinda)
