SAMARINDA. Badan Intelejen Negara Daerah (Binda) Kaltim secara nonstop terus menggelar program vaksinasi yang berlokasi di 8 sekolah dasar dan madrasah di Samarinda selama sepekan. Diantaranya pada MIN 2 dan MIS Al Azhar.
Meski berlokasi di sekolah, program vaksinasi Binda Kaltim ini, juga menargetkan peningkatan herd immunity tak hanya dikalangan anak-anak dan remaja. Tetapi juga menyasar masyarakat umum dan lansia yang berada disekitar lokasi sekolah.
Tak tanggung-tanggung, ribuan dosis vaksin Sinovac dosis pertama dan kedua disiapkan.Kemudian untuk vaksin booster, disiapkan vaksin pfizer dan astrazeneca.
“Untuk Kaltim secara keseluruhan, selama 2022 ini, Binda Kaltim telah menyuntikkan vaksin covid-19 sebanyak 30.000 dosis dengan daerah distribusi 10 kab/kota di Kaltim,” sebut Kepala BIN Daerah (KaBINDA) Kalimantan, Brigjen TNI Danni Koswara.
Ia juga menyebut, Khusus Samarinda selama periode Januari dan Februari 2022, Binda Kaltim telah menyuntikkan sebanyak 13.500 dosis.
Lebih detil, Danni Koswara juga menjabarkan data terakhir dimana vaksinasi anak usia 6-11 capaiannya saat ini sudah berada di angka 78%. Persentasi yang tentu akan terus ditingkatkan Binda Kaltim untuk mencapai herd immunity secara menyeluruh bagi semua anak di Kaltim.
Terkait elemen masyarakat yang masih belum di vaksin karena kondisi tertentu, Misalnya masih sibuk kerja atau minim informasi lokasi vaksin, ia menuturkan hal itu telah menjadi sebagian permasalahan sejak lama. Solusinya pun, juga telah diterapkan sejak lama. Yakni dengan tak henti menggelar program vaksinasi dengan pola jemput bola dan terus-menerus melakukan sosialisasi hingga dilevel pemerintahan paling bawah atau lintas RT.
“Tentu kita tidak memaksa untuk vaksin apabila masyarakat dalam kondisi sakit atau isoman. Apabila sudah sembuh, silahkan aktif mencari dan segera melaksanakan vaksin,” harapnya.
Selanjutnya untuk yang terkendala akibat kesibukan pekerjaan, diharapkan perwakilan kantor terkait dapat mengkomunikasikannya kepada Dinkes Kota Samarinda untuk melaporkan apabila anggota kantornya belum divaksin. Seterusnya, proses vaksinasi bisa dilakukan. Baik sesi khusus di kantor terkit atau penyatuan jadwal dengan lokasi vaksin terdekat.
“Supaya pihak Dinkes atau puskesmas terkait dapat memetakan kantor mana saja yang perlu divaksin sesegera mungkin,” pungkasnya. (rls/nk)