Kaltim Masih Aman dari PMK, Kepala DPKH Minta Tetap Waspada

Rapat koordinasi penanganan dan penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di kantor DPKH Kaltim. (foto: ig @disnakkeswankaltim)

SAMARINDA. Koordinasi Penanganan dan Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Hewan dilaksanakan pada hari Senin, (16/5/22). Dalam rapat tersebut dihadiri oleh DPKH dari seluruh Indonesia, seperti dari Aceh, Bangka Belitung, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Terlihat hadir juga Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan Nasrullah selaku Dirjen PKH. 

Kepala DPKH Kaltim menjelaskan bahwasannya belum ada gejala-gejala fisik yang menunjukan Kaltim terserang.

“Kita belum bilang bebas. Kita sementara statemennya insya Allah bebas. Tapi kita tidak tahu ke depannya. Kondisi kita ini kewaspadaan. Waspada siagalah,” jelasnya saat jumpa pers bersama kawan-kawan media di kantornya.

DPKH Pemprov Kaltim sebelumnya telah menggelar Rapat Koordinasi Kesiagaan dan Kewaspadaan PMK pada 9 Mei 2022. Dalam Rakor tersebut menghasilkan 10 poin tindakan ke depan dalam upaya menghadapi wabah PMK di Pemprov Kaltim. Diantaranya ialah, pertama meningkatkan kerjasama, koordinasi pelaksanaan, pengawasan, dan pemasukan ternak termasuk produk yang dihasilkan dari ternak seperti susu.

Kedua meningkatkan pengawasan lalu lintas hewan di cek poin. DPKH Kaltim sudah menentukan lokasi cek poin di Batu Engau dan Muara Komam yang berbatasan langsung dengan daerah Kalsel.

Tidak mengeluarkan rekomendasi izin pemasukan yang rentan PMK atau daerah tertular. Selama ini pemasukan daging hewan ternak di Kaltim diantaranya berasal dari NTT, NTB, Bali termasuk Jawa Timur. Karena daerah-daerah tersebut terkena wabah maka pemasukan sementara disetop. Kemungkinan pemasukan sapi menjadi tersendat di daerah wilayah penyedia.

Kemudian sebagai langkah antisipasi DPKH juga menyiapkan rancangan pembentukan tim gugus dan komitmen dlm sumber daya dan penganggaran apabila nantinya Kaltim juga terdampak dari wabah PMK.

DPKH juga akan melakukan peningkatan sumber daya kesehatan hewan baik dari segi kualitas dan kuantitas, juga meningkatkan biosecurity dan biosafety. Pada poin selanjutnya DPKH akan lebih meningkatkan lagi KIE (konfirmasi, informasi, dan edukasi) kepada masyarakat tentunya, baik secara langsung maupun melalui media.

Dalam poin selanjutnya DPKH menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat agar melakukan pelaporan kasus kesakitan PMK. Apabila sudah menemukan hal-hal dengan gejala-gejala PMK segera melaporkan agar bisa untuk diambil tindakan. 

Dan yang terakhir adalah pengambilan sampel. Sudah ada sebanyak 2566 ekor yg diambil sampelnya oleh lab. Dengan masing-masing jumlah ialah,  sapi sebanyak 1361 ekor, kambing 1175 ekor, dan domba 30.

Kepala DPKH Kaltim juga berharap semoga Kaltim tidak terpapar PMK ini, meskipun tidak menutup kemungkinan akan terjadi. Mengingat posisi wilayah Kaltim yang berdekatan dengan Kalbar, Kalteng, dan Kalsel. (tri/ADV/Kominfo Kaltim)

POPULER
Search