SAMARINDA. Setelah dikenal sebagai area kuliner dan kerajinan tangan, kawasan Citra Niaga belakangan sempat ramai menjadi pusat café atau kedai kopi anak muda. Kawasan yang sebelumnya, adem ayem karena kalah bersaing dengan pusat perbelanjaan modern seperti mal ndan plaza, kini kembali hidup.
Di satu sisi fenomena itu mampu menarik kembali ketertarikan warga pada kawasan itu. Hanya saja, ciri khas awalnya yang menjadi pusat niaga berbalut budaya, terkesan hilang. Muncul usulan agar pada kawasan itu muncul pasar budaya. Maksudnya, agar bisa mengimbangi keramaian café dan kedai kopi dengan unsur budaya yang seharusnya tak bisa dilepaskan dari kawasan bersejarah itu.
Adalah anggota Komisi II DPRD Kota Samarinda, Abdul Rofik yang kuat menyuarakan agar kawasan Citra Niaga dijadikan bukan hanya sebagai tempat ngopi, tetapi menjadi lokasi wisata menarik berbalut pasar budaya.
“Samarinda adalah pusat ibu kota. Banyak yang datang kesini. Kita sudah punya sentra buah tangan. Kalua ke Citra Niaga, cari manik-manik di area depan cuma ada 1 sampai 2 kios saja. Sisanya justru penjual pakaian dan penjaja kopi,” kata Rofik, Kamis (3/2/2022).
Politisi PKS itu pun mendorong Pemkot Samarinda untuk melakukan penataan kembali kawasan Citra Niaga dan mengembalikan lagi fungsinya sebagai pasar budaya . Menurutnya, kondisi ini menjadi tantangan bagi dinas perdagangan dan para UPTD terkait. Kemasan dan pola pemasaran kawasan itu butuh sentuhan baru.
“Pemkot lewat pengelola kawasan itu, perlu terdukung dengan SDM inovatif dan kreatif untuk menjadikan konsep pasar budaya modern itu lahir dan menjadi salah satun spot unggulan menarik di kota tepian,” harapnya. (*/nk)