SAMARINDA. Stadion Utama Kaltim atau kerap disebut juga Stadion Palaran, selama ini sepi aktivitas. Situasi yang akhirnya berimbas terhadap wajah fasilitas olahraga mewah yang pada 2008 lalu jadi venue perhelatan akbar Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII. Dan setelah 13 tahun, angin segar berembus ke arena megah tersebut. Rencana kerja sama pengelolaan mengemuka dari TNI.
Gubernur Kaltim, Isran Noor, pun menyambut baik rencana kerja sama tersebut. Diharapkan masuknya TNI dalam pengelolaan bisa membuat fasilitas tersebut makin terawat.
Stadion Palaran sudah hampir 13 tahun berdiri yang ketika itu menjadi venue pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Kaltim pada 2008. Namun selama ini area tersebut minim aktivitas. Karenanya, sejak dulu mengemuka agar fasilitas itu dikerjasamakan pengelolaannya.
“Sudah ada yang bermohon. Yaitu, pihak TNI untuk kegiatan olahraga dan lainnya,” kata Gubernur Kaltim, Isran Noor, di Aula Wira Yudha Makorem 091/ASN, Kamis (17/3).
Tawaran kerja sama TNI itu, menurut Gubernur, menjadi angin segar bagi Pemprov Kaltim. Terutama dalam perawatan. Selama ini diakuinya Stadion Utama Palaran minim aktivitas.
“Memang belum ada. Selama ini juga memang tidak ada,” ucap Isran Noor menjawab pertanyaan wartawan terkait biaya perawatan stadion tersebut.
Namun, Isran Noor menegaskan jika tidak ada maksud Pemprov Kaltim menelantarkan Stadion Utama Kaltim tersebut. “Tidak aturan yang memberikan celah atau peluang untuk penganggaran, khususnya biaya perawatan” jelasnya lagi.
Karenanya, Pemprov Kaltim terus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak, baik kerja sama dengan masyarakat, pihak swasta, atau institusi lainnya dalam pemeliharaan sarana olahraga. Bahkan, orang nomor satu Benua Etam ini pun tidak menampik bukan hanya Stadion Utama Palaran dengan berbagai venue di dalamnya yang perlu perhatian.
“Itu juga Hotel Atlet di Stadion Sempaja. Kan sayang tidak terurus. Dibangun dana besar tapi tidak sanggup diurusi,” pungkasnya. (adv/kmf/richardo)