TENGGARONG. Sebanyak 13 dari 19 desa di Belayan, Kecamatan Tabang, Kutai Kartanegara (Kukar) terendam banjir hingga mencapai setinggi orang dewasa. Ketinggian banjir terparah tersebut terjadi pada Minggu (23/1/2022). Hujan lebat dengan rentang waktu 5-7 jam setiap hari, melanda daerah itu sejak 19 Januari 2022 menjadi salah satu penyebab meluapnya air sungai di kawasan tersebut.
Namun saat ini informasinya air sudah mulai turun. Sebagaimana informasi didapatkan dari Kapolsek Tabang, Iptu Joko Sulaksono yang mengatakan, ketinggian banjir yang sebelumnya mencapai 1-2 meter kini mulai menurun. Dari laporan yang didapatnya hingga Senin (24/1/2022), ketinggian air rerata tinggal 50 sentimeter.
“Sedang kita lakukan evakuasi, bersih-bersih sampah, barang yang larut dan segala macamnya,” ujarnya pada media, Senin (24/1/2022). Namun demikian, masih ada 7 titik jalan terputus total lantaran banjir masih tinggi. Joko menambahkan, sebagian masyarakat yang tinggal di dataran rendah terpaksa mengungsi. Khususnya ke tempat-tempat tinggi yang ada di desa tetangga, hingga mengungsi ke lamin adat.
“Masih ada 8 desa yang (dilaporkan) tergenang banjir,” kata Joko. Sementara data yang diberikan Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kukar, Edi Mardian diketahui ke-13 desa terdampak banjir diantaranya, Desa Sidomulyo, Kampung Baru, Tabang Lama, Umaq Tukung, Muara Pedohon, Umaq Dian, Umaq Bekuay, Gunung Sari.
Banjir juga melanda Desa Muara Tuboq, Muara Kebaq, Salung, Muara Tiq dan Muara Belinau. Kelima desa, jelas Edi Mardian, termasuk wilayah yang sulit dijangkau, saat puncak terjadinya banjir.
“Dipicu curah hujan tinggi sehingga menyebabkan meluapnya Daerah Aliran Sungai Belayan sejak Sabtu,” ungkap Edi saat dikonfirmasi. Selain itu, ia juga meminta warga Desa Buluqsen, Muara Ritan, Ritan Baru, Tukung Ritan, dan Long Lalang untuk mewaspadai adanya banjir kiriman dari daerah hilir menuju desa mereka.
Total, jelas Edi, sebanyak 15.623 jiwa dari 5.208 KK yang terdampak banjir. Hingga saat ini, BPBD Kukar terus berkoordinasi dengan unsur Pemerintah Kecamatan Tabang, Dinas Sosial (Dinsos) dan Dinas Ketahanan Pangan untuk memonitor kondisi seluruh wilayah terdampak banjir itu. “Juga menyiagakan personel TRC-PB BPBD dan peralatan jika dibutuhkan untuk melakukan pertolongan dan evakuasi,” pungkas Edi. (nk)