Relasi Negara dan Islam di Indonesia: Pengalaman Nahdlatul Ulama (Bagian 3/Selesai)

Relasi Negara dan Agama: Pengalaman NU

Relasi negara dan agama di Indonesia dapat ditinjau dari pengalaman relasi NU dan negara selama ini. Pengalaman panjang NU sejak Indonesia sebelum merdeka hingga kini penting juga untuk mengetahui pandangan warga masyarakat terhadap negara dan agama. Pada bagian ini akan dikaji pengalaman NU sebagai organisasi masyarakat berbasis keagamaan dalam memandang relasi negara dan agama.

Basis sosial dalam tulisan ini diartikan sebagai unsur sosial pendukung utama dalam NU. Secara individual pendukung utama NU adalah kalangan ulama, dan secara institusional pendukung utama NU adalah pesantren.57 Dukungan utama kalangan ulama dan pesantren ini wajar, karena mereka merupakan eksponen utama pembela tradisi ahlussunnah wal jama’ah, dan berdirinya NU di antaranya dimaksudkan untuk memelihara tetap dijalankan praktek keagamaan berdasarkan madzhab ala ahlussunnah wal jama’ah.

Paham aswaja dalam NU, menurut K.H. Achmad Siddiq, adalah ajaran Islam yang diajarkan dan diamalkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya. 58 K.H. Siradjuddin Abbas mendefinisikan i’tiqad aswaja sebagai berikut: menurut arti bahasa, “ahlussunnah” berarti penganut sunnah nabi, sedangkan “wal jama’ah” adalah penganut i’tiqad sebagai i’tiqad jama‘ah sahabat nabi, dan secara istilahi, ahlussunnah wal jama’ah adalah para penganut i’tiqad yang dianut oleh Nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya.59 Kedua pandangan ini didasarkan kepada hadis Nabi yang artinya “haruslah kamu sekalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para khulafaurrasyidin yang mendapat petunjuk (al-mahdiyin).60 Al-mahdiyin di sini dipahami bahwa para sahabat nabi yang termasuk khulafaurrasyidin, yaitu Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.


58 Achmad Siddiq, 1980, Khittah Nahdliyyah, (Surabaya: Balai Buku), hlm. 27.

59 Siradjuddin Abbas, 1982, I’tiqad Ahlussunnah wal Jama’ah, (Jakarta: Pustaka Tarbiyah), hlm. 16.

60 Achmad Siddiq, op.cit., hlm. 29.

Halaman Berikutnya

  • Hasyim Asy’ari

    Dosen Program Studi Doktor Ilmu Sosial, Konsentrasi Kajian Ilmu Politik, FISIP UNDIP Semarang; Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Tengah (2010-2014); Kepala Satkorwil Banser Jawa Tengah (2014-2018)

POPULER
Search