SAMARINDA. Di hari ke-3 Ramadhan 1443 hijriyah, Selasa, 5 April 2022 dimanfaatkan oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Timur untuk ziarah ke sejumlah makam tokoh dan ulama NU di Samarinda.
Kegiatan tersebut langsung dipimpin Rois Syuriyah, KH Ali Cholil dan Ketua Tanfidziyah, H.M. Fauzi A. Bahtar dan diikuti jajaran pengurus banom dan lembaga PWNU Kaltim sejak pagi sekitar pukul 07.00 WITA. Kegiatan diawali di area Masjid Raya Darussalam di mana terdapat makam sejumlah tokoh dan ulama NU. Salah satunya makam K.H. Djafar Sabran dan K.H. Abdullah Marisi yang merupakan ulama besar di Kalimantan Timur dan merupakan mantan Rois Syuriyah PWNU Kaltim.
Sebanyak 12 tokoh dan ulama yang diziarahi makamnya yakni; K.H. Abdullah Marisie, K.H. Djafar Sabran, K.H. Djuhaifah Tholib, K.H. Saad Idjan Saleh, K.H. Mujtaba Ismail, K.H. Kasful Anwar Gani, H. Aini Bakri, K.H. Abdul Kadir, K.H. Wahab Syahrani, K.H. Sabranity, K.H. Fakhrudin Wahab, H.M. Rusli.
Beberapa tempat pemakaman yang disambangi rombongan ziarah yaitu kawasan Masjid Raya Darussalam, Pekuburan Muslimin Jalan K.H. Abul Hasan- lanjut, kawasan Islamic Center, Pekuburan Muslimin Air Putih, Komplek Pekuburan di Pondok Pesantren As Sa’adiyah Jl. P. Suryanata dan Memorial Park, Tanah Merah, Lempake.

Sejumlah tokoh dan pengurus PWNU Kaltim tampak hadir dalam kegiatan ziarah diantaranya Rektor UNU, Farid Wadjdy; Wakil Tanfidziyah, K.H. Boechorie Noer; Wakil Ketua PWNU Kaltim, Syaparudin; Wakil Ketua Ansor Kaltim, Sapto Setyo Pramono dan M. Yusrul Hana; serta sejumlah pengurus lembaga dan badan otonom lainnya.
Ketua PWNU Kaltim, H.M. Fauzi A. Bahtar mengatakan ziarah ini dilakukan sebagai bentuk memperkokoh solidaritas sekaligus silaturahim antar pengurus serta sebagai upaya mendapatkan perenungan terhadap apa yang telah dilakukan tokoh dan ulama NU yang sudah mendahului kita dan memetik pelajaran tentang upaya dalam membesarkan jam’iyah NU dan menyebarkan ajaran Islam Ahlusunnah wal jama’ah khususnya di Kaltim.
“Kita mengambil pelajaran sekaligus perenungan terhadap kiprah tokoh dan ulama NU yang sudah mendahului kita. Banyak yang bisa kita jadikan pelajaran berharga terhadap usaha dan upaya mereka dalam membesarkan NU di Kaltim khususnya menyiarkan Islam Ahlusunnah wal Jama’ah. Ini adalah waktu yang baik di bulan ramadhan untuk melakukan ziarah kepada tokoh dan ulama kita,” terangnya.
Fauzi juga berharap agar tradisi semacam ini terus akan dilakukan di waktu-waktu mendatang. Dalam kesempatan tersebut, mantan Ketua Kadin Kaltim ini juga meminta agar pengurus NU di Kabupaten dan Kota juga melakukan hal yang sama, yakni menziarahi makam-makam tokoh dan ulama NU setempat. “Agar mendapatkan berkah dari para ulama pendahulu kita,” pungkasnya. (nk)