TANJUNG REDEB. Buah kakao dari Kampung Merasa, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, Kaltim punya rasa yang unik. Lantaran keunikannya ini Bupati Sri Juniarsih Mas sering memuji karena produk daerah tersebut bisa laku di pasaran nasional.
“Bahkan produk kakao dari Kampung Merasa sudah dijual di salah satu mal terbesar di Indonesia,” terangnya saat menghadiri musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) tingkat kampung, di pendopo kecamatan pada Selasa (2/3).
Lebih lanjut dia menerangkan, bila kakao dari Merasa Berau itu sudah menasional. Sayangnya, pemasaran menjadi kendala. Sebab di kawasan ini masih terkendala dengan jaringan internet. Namun hal tersebut menjadi program prioritas Pemkab Berau dan sedang dalam proses untuk dipenuhi.
“Kami sudah mencanangkan pemasangan1.000 Wifi gratis yang sudah dimulai pada 2022 ini. Namun secara bertahap,” katanya.
Dikatakannya, dengan adanya Musrenbang ini, diharapkan dapat menjadi sarana untuk menyampaikan saran dan masukan untuk memaksimalkan pembangunan. Namun tentu saja, dari sekian banyak usulan, ada program yang bakal diprioritaskan. Apalagi dengan keterbatasan anggaran yang ada.
“Setidaknya setiap kampung ada usulan prioritas yang mendesak dan perlu didahulukan,” pintanya.
Tidak kalah penting, ia juga menaruh perhatian khusus kepada petani kakao di Kampung Merasa agar potensi tersebut dilanjutkan pengembangan dan produksinya. Sehingga menjadi suatu produk yang dapat menjadi Pendapatan Asli Kampung dan menjadi makanan khas Berau bagi para wisatawan.
“Saya sudah intruksikan DPMK (Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung), Diskoprindag dan saya memohon kepada stake holder terkait. Mulai kecamatan, kepala kampung, perusahaan-perusahaan yang ada di sekitar agar memberikan perhatian kepada petani kakao,” harapnya kemudian menyambung, “Tidak hanya Kampung Merasa saja, potensi di kampung lainnya pun harus diperhatikan. Sehingga wisatawan tidak hanya dapat menikmati keindahan wisata saja, tapi juga bisa menikmati produk asli Berau,” pungkasnya. (adv/kmf/pratama)