SAMARINDA. Kemunculan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan belakangan ini cukup mengkhawatirkan. DPKH (Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan) Kaltim sudah lakukan upaya pencegahan agar tak menular pada hewan ternak di Kaltim seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi.
Kepala DPKH Kaltim mengungkapkan kerisauannya terhadap masyarakat untuk tidak salah paham terkait dengan adanya penyakit ini. Penyebarluasan informasi pun sudah dilakukan.
“Bentuk-bentuk penyebarluasan supaya tidak ada kekhawatiran kepada masyarakat terutama. Karena masyarakat takut, mindsetnya orang daging tidak boleh dikonsumsi, apakah menyebar kepada semua komoditas ternak, karena mereka tidak tahu bahwa unggas tidak diserang,” jelas Munawwar.
Bersamaan dengan itu Munawwar yang didampingi oleh Drh. Dyah Anggraini selaku Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Drh. Rosmelati Situmeang selaku Kepala UPTD Laboratorium Kesehatan Hewan dan Kesmavet menegaskan bahwasannya PMK tidak menular kepada manusia.
“Dia bukan zoonosa. Jadi konsumsi daging masih boleh,” tegasnya.
Informasi yang didapat saat Rapat Koordinasi yang dilaksanakan sesuai arahan Kementan RI Syahrul Yasin Limpo (16/5/22) bersama dengan kawan-kawan dari provinsi lain, bahwa di Indonesia sudah ada 14 wilayah yang terjangkit PMK.
“Jadi, tadi kita sama-sama mendengar penjelasan dari Dirjen PKH bahwa di Indonesia sudah ada 14 wilayah yang terkena. Dan untuk wilayah Kalimantan sudah ada 2, yaitu Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat,” tutur Munawwar dalam jumpa pers di kantornya, Senin (16/5/22).
Selain itu Munawwar juga menjelaskan kembali bahwa di Kalimantan Selatan sudah terdapat kasus suspek yang mengarah pada penyakit PMK. Untuk Kalimantan Timur sendiri sampai saat ini berada pada posisi waspada terhadap PMK mengingat posisi wilayah yang berdekatan dengan zona terjangkit. (tri/ADV/Diskominfo Kaltim)
