Mengenal NPCI Kaltim

SAMARINDA – Mungkin lebih banyak yang familiar dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) ketimbang National Paralympic Committee Indonesia (NPCI). Padahal, NPCI pun jauh hari sudah ada. Hanya, sebelumnya bernama Yayasan Pembina Olahraga Cacat (YPOC). Yuk kita kenalan dengan NPCI.

Di seluruh dunia, terdapat organisasi yang menaungi para atlet disabilitas. Di Tanah Air, terbentuk Yayasan Pembina Olahraga Cacat (YPOC) pada 31 Oktober 1962. Seiring perjalanan waktu, nama organisasi ini berganti nama. Tepatnya pada Musornas YPOC ke VII 1 November 1993 di Yogyakarta, diputuskan perubahan nama organisasi menjadi Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC).

Kemudian perubahan nama terjadi lagi. Pada 18 November 2005, dalam pertemuan General Assembly IPC telah diputuskan bahwa gerakan dan kegiatan olahraga penyandang disabilitas harus menggunakan kata: paralympic. Sejalan dengan keputusan itu, negara-negara anggota PIC termasuk Indonesia, wajib mencantumkan kata tersebut dalam organisasinya. Pada 27-28 Juli 2010, BPOC resmi diganti menjadi National Paralympic Comittee. Di Kaltim, NPCI dipimpin Suharyanto.

Pengesahan badan hukum NPC di sahkan berdasar SK Kemenkumham RI No: AHU-0020126 AH.01.07 Tahun 2015 tanggal 25 November 2015. Kemudian diperkuat dengan UU No 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan, UU RI Nomor 8 Tahun 20016 tentang Penyandang Disabilitas, Peraturan Pemerintah RI No 16 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Olahraga, Peraturan Pemerintah RI No 20 tahun 2020 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah RI No 17 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga. Terakhir, Peraturan Pemerintah RI No 18 tahun 2007 tentang Pendanaan Keolahragaan.

Kategori Difabel dalam Paralympic

Paralympic mempertandingkan cabang olahraga dengan ragam keterbatasan yang dimiliki atlet. Yakni amputasi: kehilangan sebagian atau seluruhnya dari salah satu anggota badan, dan kursi roda: mengalami cacat saraf tulang belakang dan cacat lainnya yang mengharuskan mereka bertanding menggunakan kursi roda. Para atlet ini sekurang-kurangnya harus kehilangan 20% dari fungsi kaki mereka.

Kemudian kategori les autres: mengalami cacat mobilitas atau kehilangan fungsi fisik lainnya yang tidak tergolong pada salah satu dari kelima anggota lainnya.

Kategori cerebal palsy: gangguan yang memengaruhi pada otot, gerak, dan koordinasi tubuh. Terakhir cacat penglihatan: yang mengalami cacat penglihatan dari penglihatan sebagian (cukup dinilai buta secara hukum) hingga buta total.

NPCI Kaltim berkantor di Jalan Indrakila Kampung Timur, Kel. Gunung Samarinda Kec. Balikpapan Utara, Kota Balikpapan. Saat ini, NPCI Kaltim dipimpin Suharyanto periode 2023-2028. Peringkat NPCI Kaltim di nasional saat ini berada di posisi 13. Ini diraih usai menjalani Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII 2024 di Solo.

Keanggotaan NPC pada organisasi Internasional: Anggota Asean Para Sports Federation (APSF) di Tingkat Asia Tenggara, Anggota Asian Paralympic Committee (APC) di Tingkat Asia, Anggota International Paralympic Committee (IPC) untuk Tingkat Dunia,

Keanggotaan Organisasi Badan Olahraga berdasarkan Jenis Kecacatan: International Sports Organization for the Disabled (ISOD), International Blind Sports Association (IBSA), Cerebral Palsy International Sports and Recreation Association (CP-ISRA), International Stoke Mandeville Wheelchair Sports Federation (ISMWSF), Committee International des Sports des Sourds (CISS), International Sports Federation for Persons with Mental Handicap (INAS-FMH).

Jenis Kasifikasi Kedisabilitasan: Amputee (tuna daksa), Les Autres, Paraplegia, Cerebral Palsy, Tuna Netra, Tuna Grahita (IQ kurang dri 70%), Tuna Rungu Wicara.

Cabang Olahraga NPC Indonesia: Atletik, Catur, Bulutangkis, Tenis Meja, Renang, Angkat Berat, Tenis Lapangan, Bola Basket Kursi Roda, Sepak Bola CP, Panahan, Boling, Goal Boal Tuna Netra, Balap Sepeda, Menembak, Judo tunanetra, Anggar Kursi Roda, Boccia, Lawn Ball, dan Bola Voli Duduk. (adv/diskominfo kaltim)

POPULER
Search