SAMARINDA. Rais Aam PBNU, K.H. Miftachul Akhyar mengatakan bahwa apa yang diajarkan atau yang diperintahkan Nabi Muhammad SAW maka sesungguhnya itulah yang diajarkan Nahdlatul Ulama (NU).
Bahkan dikatakannya, NU itu memang diikhtiarkan oleh para Muassis (pendiri) NU bukan hanya mengurusi Indonesia saja tapi juga menjangkau dunia.
“Makanya kalau melihat tulisan atau huruf ‘dhal’ di logo NU itu membentang di logo bola dunia. Sehingga jauh-jauh hari para muassis sudah berfikir soal peran yang diambil oleh NU. Makanya tepat jika di momentum satu abad ini PBNU mengambil tema “Merawat Jagad, Membangun Peradaban,” urainya pada Kuliah Umum di hadapan para dosen UINSI Samarinda, Kamis, 2 Februari 2023 di Auditorium UINSI Kampus II Samarinda Seberang.
Lebih jauh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini mengatakan sesungguhnya tema yang dipilih dalam rangka memperingati satu abad atau 100 tahun NU seharusnya sudah sejak awal pendirian NU dipergunakan. Atau paling tidak pertengahan setengah abad kehadiran NU.
“Tema besar NU ini seharusnya sudah sejak awal atau pertengahan satu abad usia NU. Karena sejak awal negara ini terdiri dari kerajaan-kerajaan, dan agama awal adalah Hindu. Sehingga perlu ada dakwah Islam yg merangkul bukan memukul, dakwah yang ramah bukan yang marah-marah, agar supaya melahirkan apa yang diinginkan sebagaimana tema hari ini (Moderasi beragama untuk merawat jagad dan membangun peradaban),” ujar pengasuh pondok pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya ini.
Sebelumnya Rektor UINSI, Mukhammad Ilyasin dalam sambutannya berharap dengan kehadiran K.H. Miftachul Akhyar di Kampus UNSI, adalah sebuah kehormatan dan keberkahan tersendiri bagi kelurga besar UINSI Samarinda.
“Pada pembukaan masa kuliah semester genap 2023, saya berharap kita semua mendapatkan pencerahan yang disampaikan Kyai Miftah serta dapat memotivasi dosen-dosen dalam menjalankan tugasnya,” ucap Ilyasin.
Kuliah Umum yang digelar UINSI, selain dihadiri Rektor dan dekan, juga dihadiri Rais Syuriyah PWNU Kaltim, K.H. Muhammad Ali Cholil; Ketua PWNU Kaltim, H. M. Fauzi A. Bahtar dan sejumlah PWNU lainnya. (nk)