Darah Rusman Ya’qub sedari dulu ternyata memang sudah hijau. Tak heran, warisan itu rupanya diturunkan sang ayah, yang juga pengurus di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Barru, Sulawesi Selatan, di era Orde Baru. Berkaca dan menyerap pengalaman dari keluarga terdekat itulah, kini ia menjadi salah satu legislator Kaltim yang patut diperhitungkan.
RUSMAN Ya’qub lahir dari keluarga berbasis partai. Ayahnya, seorang kader PPP sejati. Di zaman Orde Baru, partai yang kini berlambang Kakbah itu, mendapat perlakuan yang kurang adil sebagaimana mestinya sebuah negara yang menganut demokrasi.
“Sampai-sampai, ayah saya harus menyembunyikan pakaian partainya ketika ingin menghadiri acara. Ini ia lakukan agar tidak ketahuan,” kenangnya.
Seperti diketahui, dulu yang boleh melenggang hanya partai penguasa, si Kuning. Si Hijau dan Merah, tidak boleh berkembang dan besar.
Namun, tak ada pesta yang abadi. Orde Baru runtuh digilas Reformasi.
Sebelum bercerita panjang lebar mengenai peran pria kelahiran Barru 11 Juni 1969 yang juga pelaku sejarah menanamkan benih reformasi ini, kita tarik jauh ke belakang dulu perjalanannya dari awal hingga menjadi legislator di Bumi Etam.
Rusman Ya’qub sejak SD sudah rajin berorganisasi. Itu berlanjut terus hingga di jenjang sekolah putih abu-abu. Mulai dari ketua kelas, hingga menjadi ketua OSIS ia jabani. Seabrek kegiatan ekstrakurikuler tak luput ia ikuti juga.
Lepas SMA, Rusman Ya’qub memilih Universitas Mulawarman (Unmul) melalui Sipenmaru, dulu dikenal UMPTN, sekarang SNMPTN. Apa itu, bisa dicari di internet.
Ke Halaman Berikutnya